Kursor Bintang

Senin, 19 Desember 2011

Cinta dari Sahabat

Ingatlah ketika kita memanggil dengan sebutan yang buruk. Kita saling tertawa dan mengelak sedapat mungkin untuk mengindari sebutan itu.
Tapi ku tahu, masa-masa itu telah berlalu. Tidak ada lagi orang yang menyebutku dengan sebutan itu.
Anehnya, diriku merindukan agar masa-masa itu kembali,
Berjuang bersama dalam cairnya suasana, tapi sekali lagi ku tahu,
Mereka telah jauh..jauh..dalam perjuangannya masing-masing.
Tersenyumlah…Jadikan senyum tulusmu adalah bingkisan terindah yang kau persembahkan untuk sahabatmu.
Tersenyumlah…Karena ketika semuanya berlalu, perlahan kau akan sadari sahabatmu pergi menjauh. Kau bertanya, dimana senyumku untuknya??
Tersenyumlah..Sebelum hatimu hampa, sebelum sahabatmu pergi dari sisimu, sebelum semuanya terlambat.
Tersenyumlah..hanya sekedar senyum..apakah begitu berat ‘sebuah senyuman’ untukmu??

Catatlah setiap SENYUMAN yang kau lepaskan untuk Saudaramu
Catatlah setiap BANTUAN yang kau ulurkan untuk Saudaramu
Catatlah setiap DOA yang kau lantunkan untuk Saudaramu
Catatlah setiap KETULUSAN yang kau limpahkan untuk Saudaramu
Kau pun dapati, kecuali hanya sedikit catatan-catatan yang kau tuangkan untuk mereka.
Saudaraku, seusai shalatmu..sedalam sujudmu..sekhusyu munajatmu..
Hadirkanlah dalam benakmu “MEREKA yang selalu mendukungmu, MEREKA yang selalu berbagi di saat suka atau duka, MEREKA yang selalu menguatkanmu, MEREKA yang dalam hatinya ada cinta untukmu, MEREKA yang selalu berusaha menjaga kehormatanmu, MEREKA yang selalu membelamu, MEREKA yang selalu mengulurkan tangannya untukmu”.
Saudaraku..
Siapakah mereka itu?
Mereka adalah “Para Sahabatmu”. Doakanlah mereka dengan segenap harapan untuknya,
Berbagai harapan kebaikan yang tak pernah berpangkal.
Karena sesungguhnya dirimu tahu, kebaikan mereka kepadamu tak berujung.
Mungkin hari ini kau tertawa sinis melihat tingkah sahabatmu,
Mengambil gambar foto mu ketika kau tertidur, tanpa seizinmu,
Dalam hati kau berkata “itu hanya pekerjaan orang iseng saja”.
Tapi lihat foto itu 3 atau 5 tahun kemudian, ketika sahabatmu tak lagi di sisimu,
Matamu “berkaca” menjatuhkan butira-butiran bening.
Dimana kenanganmu bersama mereka hadir kembali, mengisi ruang-ruang kerinduanmu.
Hari itu kau tak tertawa sinis, tapi kau menangis haru sejadi-jadinya.
Sambil terucap doa dari lisanmu “Ya Rabb lindungi sahabat-sahabatku, berikanlah segenap kebaikan-Mu untuknya. Pertemukanlah kami sekalipun hanya dalam mimpi”.

Saudaraku, dalam kesendirianmu, ingatlah mereka yang pernah tersenyum bersama denganmu, berjuang bersama dalam arungan samudera kehidupan.
Saudaraku, relakah dirimu? Ketika ketajaman persaudaraan ini menjadi tumpul karena terjangan batu ujian yang kau tak sanggup menanganinya. Oleh karena itu saudaraku, tetaplah bersatu dan tetaplah saling mengokohkan.
Kita adalah satu..satu tubuh..satu gerakan..satu tujuan.
Kebersamaan kita tidaj hanya untuk hari ini saja, tetapi akan tetap berlanjut pada masa-masa yang akan datang. Dalam senyuman, dalam tangisan..Kita akan terus bersama.
Sahabat, bersatunya hati-hati ini membuat jauhnya jarak terasa dekat. Ketika kerinduan menjadi sebuah doa maka akan terasa manisnyasebuah ukhuwah. Semoga Allah al-Jami’ berkenan menjaga kebersamaan ini hingga ke surga-Nya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar