Kursor Bintang

Senin, 28 November 2011

Cara Cepat Melupakan Sang Mantan

Melupakan seseorang yang pernah hadir di hati kita memang tidak mudah. Namun bukan berarti kita harus stuck dalam perasaan melankolis dalam waktu yang lama kan? Menyendiri dan membiarkan perasaan sedih menjadi berlarut-larut bukan ide yang bagus. Lebih baik, coba tips berikut!

1. Curhat dan tumpahkan seluruh perasaan dan kesedihan kepada sahabat. Lepaskan seluruh masalah Anda.

2. Hang out dan bersenang-senanglah. Ajak seluruh teman, sahabat atau keluarga. Namun usahakan jangan ke tempat-tempat yang biasa Anda datangi bersama mantan. Karena kemungkinan besar Anda dapat bertemu dengannya di sana.

3. Cari dan tekuni hobi yang baru. Lakukanlah aktivitas yang positif, jangan beri waktu pada diri Anda untuk mengingat kembali kisah cinta yang lalu.

4, Buang semua barang, foto atau hal-hal yang bisa mengingatkan Anda pada mantan.

5. Jangan hubungi mantan lagi, baik lewat telpon, SMS ataupun e-mail. Sebaliknya abaikan juga semua telpon, SMS dan e-mail darinya.

6. Sebaiknya lupakan istilah “teman baik”. Saat-saat seperti ini ada baiknya berhenti berhubungan dengan mantan. Tidak untuk seterusnya. Berikan kesempatan perasaan Anda untuk pulih terlebih dahulu.

7. Memang bukan saat yang tepat untuk kembali membina hubungan yang baru, namun tidak ada salahnya untuk membuka kembali hati Anda untuk orang baru. Mungkin saja akan ada orang yang dapat mencintai Anda secara lebih pantas

Jadi Jomblo Bahagia sob!!!

Hari Sabtu kembali, saatnya untuk menikmati ‘malam minggu’ bersama sang kekasih hati. Tapii.. Haha, weekend kali ini kamu ngga ada yang nemenin alias jomblo bahagia. Duh.. Kasihan. (Halah, padahal saya gitu juga kok). Ngga mau kan jadi jomblo yang menyedihkan? Sebenarnya menurut saya jadi jomblo ngga menyedih-nyedihkan amat kok, apalagi masih muda gini. saya masih 20 tahun, jadi ngga penting-penting banget sama yang namanya pacar.
Nah, mungkin kamu beda sama saya, atau ada beberapa orang di sekitar kamu yang kalo udah jadi ‘jomblo’ aja, duhh.. Rasanya udah mau kiamat aja. Ada, ada?
Kalo ada yang begitu, yuk, kita share pengalaman, cara-cara, atau tips jadi jomblo bahagia ala kita masing-masing. Saya punya 3 tips buat para jomblo di luar sana, biar jomblo tapi tetep eksis, Bro!

1. Nikmati Kesendirian
Ngga salah kok untuk menyendiri sesekali. Buat kamu yang baru putus, kamu bisa jadiin waktu kesendirianmu untuk mengintropeksi diri. Coba renungkan dan pikirkan apa-apa aja sih penyebab kamu dan pacar putus, sehingga untuk dengan yang lainnya tidak akan seperti itu lagi. Di sini kamu bisa berbenah diri kembali.

2. Bergaul dan Tebar Pesona
Setelah kamu renungkan dan mulai berbenah diri, akan terasa lebih bahagia kalo orang-orang melihat kamu menjadi ‘kamu yang sekarang’ tentunya. Rasanya kayak jadi barang baru lagi gitu loh. Hehe..
Tentunya ngga asik kan kalo tetep ‘menyendiri’ aja, apalagi kalo kamu ‘menyendiri’-nya untuk intropeksi diri seperti yang diuraikan di poin nomor 1. Oleh karena itu, tetaplah bergaul dan bahkan kamu harus semakin gencar, asal jangan membabi buta aja. Tau kenapa? Analisis saya adalah: kalo kamu punya pacar pastinya kamu lebih fokus dan bahkan jauh lebih fokus terhadap si do’i, kalo udah gitu temen-temen kamu juga beralih dong. [Dari analisis ini juga bisa diambil kesimpulan bahwa kalo kamu udah punya pacar, jangan ngelupain temen, biar ntar kalo dah jadi jomblo kaga kesepian. Haha].
:D

3. Jadilah Jomblo Bahagia yang Berkualitas!
Jomblo bahagia yang berkualitas, ini dia! Tips jadi jomblo bahagia di poin kedua bakal makin klop kalo ditambah dengan berkualitas, bener nggak? Iya dong. Kalo kamu tebar pesona dan bergaul, tapi kamunya ngga ada apa-apanya, ya sama aja – KOSONG!
Kamu bisa jadi jomblo bahagia yang berkualitas, dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang meningkatkan produktivitas tentunya, seperti melakukan hobi kamu, membaca, olahraga atau mungkin blogging! Waah.. Pasti bakal seru tuh, apalagi kalo kamu bisa ‘menghasilkan sesuatu’ dari aktivitas yang kamu lakuin. Jamin dah… Orang-orang bakal salut sama kamu, dan pasti bakal banyak yang melirik.
Intinya, ngga usah takut buat jadi jomblo! Kan ada tips jadi jomblo bahagia, dan semoga kamu bisa jadi jomblo yang sedia intropeksi diri, jomblo gaul, dan jomblo bahagia yang berkualitas.

Happy Weekend!

Mengenali Pria Selingkuh

Masih ingat ingat kah Anda dengan pasangan Nicole Kidman dan Tom Cruise, Richard Gere dan Cindy Crawford, serta Brat Pitt dan Jennifer Aniston? Siapa sih yang tidak mengidolakan pasangan-pasangan ini. Si perempuan cantik dan si laki-laki ganteng. Tapi apa yang terjadi pada pernikahan mereka. Ketiga pasangan ini sama-sama bercerai karena suami mereka berselingkuh. Polling yang dilakukan terhadap lelaki berusia 25-35 tahun dari berbagai profesi mengungkapkan, ada perbedaan yang cukup krusial antara batasan selingkuh di mata mereka dengan Anda. Ada yang bilang kalau hanya kencan biasa, itu bukan selingkuh. “memangnya kalau teman tapi mesra, masuk dalam kategori selingkuh juga, ya?” Kata seorang responden. Yang lain mengatakan bahwa mereka baru boleh dicap selingkuh kalau sudah sampai berhubungan fisik, seperti one night stand, misalnya. “Kalau hanya tertarik, kemudian dilanjutkan dengan jalan bareng, masih dalam taraf wajar, bukan?” ucap seorang respoden yang lain. Jadi hampir sama dengan kasus para selebriti di atas, Sudah punya pacar cantik, tapi pria masih selingkuh juga dengan perempuan lain. Lalu, apa yang menyebabkan pria-pria tersebut selingkuh? Berikut ini alasan para pria mengapa mereka berselingkuh:

1.Standar Berubah. Di awal pacaran, memang faktor ketertarikan fisiklah yang biasanya dominan. Seiring dengan berkembangnya hubngan hingga mencapai suatu komitmen, standar ini kemudian bergeser. Faktor fisik menjadi urutan ke sekian. Cantik atau tidaknya Anda bukan lagi masalah penting. Ada kebutuhan lain yang kini menjadi proiritasnya, yang dalam padangan pria tidak bisa dipenuhi pasangannya.

2. Butuh Tantangan. Beberapa lelaki menganggap perselingkuhan seperti menghadapi sebuah tantangan. Butuh nyali besar dan kepintara mengatur strategi untuk bisa bermain api dan tidak diketahui pasangannya. Selain itu, mereka juga tidak bisa melupakan asyikya memburu dan menaklukan lawan jenisnya.

3. Rehat dan Komitmen. Saat hubungan sudah beranjak serius, berarti ada komitmen yang harus dipegang. Keadaan ini kerap kali membuat ereka merasa terikat dan terbebani. BUkannya tidak bertanggung jawab, tapi berhubungan dengan perempuan lain tanpa ada komitmen, membuat dia lebih rileks dan melupakan sejenak kerumitan hubungan dengan pasangannya.

4. Ego. Laki-laki memiliki ego yang lebih besar daripada perempuan. Apa yang membuat kepercayaan diri mereka terangkat? Ternyata bagi sebagian basar lelaki, ada perempuan selain pasangan, yang tertarik kepadanya, sangat mendongkrak rasa percaya dirinya.

5. Bosan Ah! Dengan alasan jenus pada pasangan, mereka berselingkuh. Hubungan yang monoton dan persoalan yang itu-itu saja setiap hari, bisa membuat cinta jadi luntur. Bersama perempuan lain, mereka seperti menemukan kesegaran baru.

6. Just For Fun. Jika perempuan lebih banyak dikuasai oleh otak kanan, yang merupakan sumber dari perasaan, maka pria lebih dikuasi otak kiri, atau logika. Mereka jarang dikuasi emosi. Sehingga di mata mereka, perselingkuhan tidak memerlukan keterlibatan emosi tinggi. Do it for fun, tidak melibatkan hati.

7. Tak Tahan Godaan. Godaan yang datang terus menerus dijadikan alasan mereka untuk berselingkuh. “Habis bagaimana dong, siapa sih yang ga tahan digoda perempuan cantik dan seksi? Sekuat-kuatnya pertahanan, setiap hari digempur, lama-lama runtuh juga, “ dalih Rio, 27, marketing staff sebuah bank.

8. Koleksi dan Seleksi. Sebagian lelaki mengakui, selama janur kuning belum melengkung mereka menganggap wajar jika mereka berkencan dengan perempuan lain. “Lebih baik selingkuh sebelum menikah daraipada setelah menikah. Walau sudah serius, bukan berarti dia adalah jodoh saya. Daripada salah pilih, lebih baik lihat-lihat yang lain dulu,” kata Sofyan, 30, Web Desainer.

9. Rebaund. Alasan klasik ini masih sering digunakan para lelaki untuk melegalisasi perselingkuhan mereka. Mereka berselingkuh karena pasangannya lebih dahulu berselingkuh. Ego mereka terusik, maka perselingkuhan pun dibalas dengan perselingkuhan lagi.

10. Tidak Puas. Tidak seperti perempuan yang bisa dengan segenap hati mempertahankan hubungan, mereka mudah pindah ke lain hati jika tidak puas terhadap pasangannya, baik dalam soal fisik maupun emosi. Lebih dari satu saja kebutuhan mereka tidak terpenuhi, maka dia dengan gampangnya menerima perempuan lain untuk memenuhi kebutuhannya itu.

11. Gap Komunikasi. Komunikasi yang sering tidak nyambung antara dirinya dengan pasangan, lama kelamaan bisa bikin dia bepaling pada perempuan lain. Ketika dia dengan semangat membicarakan topic yang menurut dia menarik, pasangan hanya menanggapinya dengan setengah hati. Entah karena memang tidak mengerti atau tidak tertarik. Ini dijadikan alasan untuk berpaling pada perempuan lain yang lebih bisa diajak ngomong.

12. Terlalu Posesif. Kemanapun mereka pergi, harus lapor pada pasangannya. Apapun yang mereka kerjakan, harus atas seizing pasangan, meski hanya hang-out bareng teman-teman kantornya. Jika Anda merasa bĂȘte dengan laki-laki posesif, maka demikian juga sebaliknya.

13. Pasangan Susah Gaul. Diajak ke pesta perkawinan teman kantornya, Anda ogah, ngumpul bareng teman-teman clubnya, Anda langsung menjawab “males ah, lain kali aja deh!” Padahal mereka senang memamerkan pasangannya, perempuan cantik yang berhasil ia taklukkan. Apalagi jika teman-temannya memuji pasangannya. Dia akan merasa bangga.

14. Pasangan Terlalu Manja. Harus mengantar ke salon atau mal, jemput di kantor, sering ngeluh kepanasan, merupakan kemanja-manjaan perempuan yang kalau terlalu sering didengar mereka, bisa menjadi alasan bagi dia untuk kabur ke perempuan lain yang lebih mandiri. “Sudah tidak jamannya, perempuan terlalu manja. Memang, lelaki senang kala dibutuhkan, tapi kalau keterlaluan, justru menyusahkan, “ kata Aditya, 30, Auditor.

15. Minder Dengan Pasangan. Mempunyai pasangan yang lebih sukses dari dirinya, kadangkala menjad boomerang. Di satu sisi dia ingin perempuannya mandiri, tapi di lain sisi egonya sebagai lelaki menginginkan dia yang harus lebih sukses, sehingga memiliki kekuasan terhadap pasangannya. Dia pun mulai melirik perempuan lain.

16. Terlalu Mengatur. “Tidak ada yang lebih membuat saya merasa gerah daripada menghadapi pasangan yang hobi mengatur, bahkan sampai urusan pilihan kaos kaki yang harus saya pakai!” keluh Deni, 30, Staf TI.

17. Dasarnya Tidak Setia. Perempuan bagi mereka hanya untuk senang-senang. Dia menebarkan rayuan maut pada setiap perempuan. Dia tidak pernah setia, karena baginya kesetiaan adalah barang langka. Sebagian dari mereka mengaku sebagai laki-laki SETIA, dengan kepanjangan SElingkuh TIada Akhir.

Mengenali Wanita Selingkuh

Setelah pada artikel sebelumnya, pernah dibahas alasan mengapa pria berselingkuh berikut ini akan di ulang penyebab wanita berselingkuh. Jadi, bukan hanya pria yang gemar berselingkuh. Faktanya, ada juga wanita yang menyimpang dari pasangannya. Namun banyak alasan di balik keinginan wanita berselingkuh. Berikut ini alasan mengapa wanita selingkuh, menurut Psikolog dari Los Angeles Seth Meyers, Psy.D:

1. Balas Dendam. wanita melakukan kecurangan bisa karena ingin balas dendam. Menurut wanita, pria tidak akan memiliki pengaruh emosional bila tidak merasakan hal yang sama. Dan balas dendam adalah cara menyamakan skor dan mengembalikan hubungan.

2. Penghilang stress. Perselingkuhan adalah cara untuk menghilangkan stres, menciptakan sensasi baru dan mengobati rasa sakit diri sendiri. Tapi sebagian besar wanita akan membicarakan dulu terhadap pasangannya mengenai keluhannya. Bila tidak ada tanggapan baru ia melakukan hal tersebut.

3. Mengembalikan konektivitas perasaan. Dalam hubungan jangka panjang, perasaan bisa menjadi berbeda dibanding pertama kali bertemu. Dan beberapa orang percaya dengan berselingkuh kadar kimia dalam tubuhnya bisa kembali bergairah seperti awal jatuh cinta.

4. Pelampiasan. Wanita yang berumah tangga bisa saja melakukan perselingkuhan karena merasa stres dan butuh pelampiasan. Menemukan orang baru adalah caranya untuk lepas dari beban di dalam rumah.

5. Seks yang membosankan. Dari sebuah penelitian disebutkan bahwa pasangan yang telah lama bersama-sama sering mengeluh seks mereka membosankan atau basi. Wanita juga merasa menipu pasangannya karena sadar tidak ada lagi spontanitas dalam hubungan mereka. Perselingkuhan adalah jalan keluar untuk memuaskan dorongan mereka.

6. Kesiapan. Jika wanita merasa bahwa ia dan pasangannya tidak lagi memiliki kesamaan untuk melakukan suatu kegiatan bersama, maka ia bisa terseret emosinya dengan seseorang yang bisa berbagi minat yang sama. Namun urusan emosional bisa dengan cepat berkembang ke tingkat berikutnya menjadi urusan seksual. Dan perselingkuhan adalah cara wanita mengisi kekosongan.

7. Menghidupkan masa lalu. Berselingkuh layaknya menjalani hubungan baru. Ada perasaan berbeda bermain disana. Mengembalikan wanita ke masa mudanya, membuatnya merasa hidup kembali. Itu membuat ia merasa lebih seksi, ceria dan menarik

Aku Ingin Mencintaimu Dengan Cara Sederhana

Aku memandang kalender yang terletak di meja dengan kesal. Sabtu, 30 Maret 2002, hari ulang tahun perkawinan kami yang ketiga. Dan untuk ketiga kalinya pula Aa’ lupa. Ulang tahun pertama, Aa’ lupa karena harus rapat dengan direksi untuk menyelesaikan beberapa masalah keuangan perusahaan. Sebagai Direktur keuangan, Aa’ memang berkewajiban menyelesaikan masalah tersebut. Baiklah, aku maklum. Persoalan saat itu memang lumayan pelik.

Ulang tahun kedua, Aa’ harus keluar kota untuk melakukan presentasi. Kesibukannya membuatnya lupa. Dan setelah minta maaf, waktu aku menyatakan kekesalanku, dengan kalem ia menyahut,” Dik, toh aku sudah membuktikan cintaku sepanjang tahun. Hari itu tidak dirayakan kan tidak apa-apa. Cinta kan tidak butuh upacara…”

Sekarang, pagi-pagi ia sudah pamit ke kantor karena harus menyiapkan beberapa dokumen rapat. Ia pamit saat aku berada di kamar mandi. Aku memang sengaja tidak mengingatkannya tentang ulang tahun perkawinan kami. Aku ingin mengujinya, apakah ia ingat atau tidak kali ini. Nyatanya? Aku menarik napas panjang.

Heran, apa sih susahnya mengingat hari ulang tahun perkawinan sendiri? Aku mendengus kesal. Aa’ memang berbeda dengan aku. Ia kalem dan tidak ekspresif, apalagi romantis. Maka, tidak pernah ada bunga pada momen-momen istimewa atau puisi yang dituliskan di selembar kertas merah muda seperti yang sering kubayangkan saat sebelum aku menikah.

Sedangkan aku, ekspresif dan romantis. Aku selalu memberinya hadiah dengan kata-kata manis setiap hari ulang tahunnya. Aku juga tidak lupa mengucapkan berpuluh kali kata I love you setiap minggu. Mengirim pesan, bahkan puisi lewat sms saat ia keluar kota. Pokoknya, bagiku cinta harus diekspresikan dengan jelas. Karena kejelasan juga bagian dari cinta.

Aku tahu, kalau aku mencintai Aa’, aku harus menerimanya apa adanya. Tetapi, masak sih orang tidak mau berubah dan belajar? Bukankah aku sudah mengajarinya untuk bersikap lebih romantis? Ah, pokoknya aku kesal titik. Dan semua menjadi tidak menyenangkan bagiku. Aku uring-uringan. Aa’ jadi benar-benar menyebalkan di mataku. Aku mulai menghitung-hitung waktu dan perhatian yang diberikannya kepadaku dalam tiga tahun perkawinan kami. Tidak ada akhir minggu yang santai. Jarang sekali kami sempat pergi berdua untuk makan malam di luar. Waktu luang biasanya dihabiskannya untuk tidur sepanjang hari. Jadilah aku manyun sendiri hampir setiap hari minggu dan cuma bisa memandangnya mendengkur dengan manis di tempat tidur.

Rasa kesalku semakin menjadi. Apalagi, hubungan kami seminggu ini memang sedang tidak baik. Kami berdua sama-sama letih. Pekerjaan yang bertumpuk di tempat tugas kami masing-masing membuat kami bertemu di rumah dalam keadaan sama-sama letih dan mudah tersinggung satu sama lain. Jadilah, beberapa kali kami bertengkar minggu ini.

Sebenarnya, hari ini aku sudah mengosongkan semua jadual kegiatanku. Aku ingin berdua saja dengannya hari ini dan melakukan berbagai hal menyenangkan. Mestinya, Sabtu ini ia libur. Tetapi, begitulah Aa’. Sulit sekali baginya meninggalkan pekerjaannya, bahkan pada akhir pekan seperti ini. Mungkin, karena kami belum mempunyai anak. Sehingga ia tidak merasa perlu untuk meluangkan waktu pada akhir pekan seperti ini.

”Hen, kamu yakin mau menerima lamaran A’ Ridwan?” Diah sahabatku menatapku heran. ”Kakakku itu enggak romantis, lho. Tidak seperti suami romantis yang sering kau bayangkan. Dia itu tipe laki-laki serius yang hobinya bekerja keras. Baik sih, soleh, setia… Tapi enggak humoris. Pokoknya, hidup sama dia itu datar. Rutin dan membosankan. Isinya cuma kerja, kerja dan kerja…” Diah menyambung panjang lebar. Aku cuma senyum-senyum saja saat itu. Aa’ memang menanyakan kesediaanku untuk menerima lamaranku lewat Diah.

”Kamu kok gitu, sih? Enggak senang ya kalau aku jadi kakak iparmu?” tanyaku sambil cemberut. Diah tertawa melihatku. ”Yah, yang seperti ini mah tidak akan dilayani. Paling ditinggal pergi sama A’ Ridwan.” Diah tertawa geli. ”Kamu belum tahu kakakku, sih!” Tetapi, apapun kata Diah, aku telah bertekad untuk menerima lamaran Aa’. Aku yakin kami bisa saling menyesuaikan diri. Toh ia laki-laki yang baik. Itu sudah lebih dari cukup buatku.

Minggu-minggu pertama setelah perkawinan kami tidak banyak masalah berarti. Seperti layaknya pengantin baru, Aa’ berusaha romantis. Dan aku senang. Tetapi, semua berakhir saat masa cutinya berakhir. Ia segera berkutat dengan segala kesibukannya, tujuh hari dalam seminggu. Hampir tidak ada waktu yang tersisa untukku. Ceritaku yang antusias sering hanya ditanggapinya dengan ehm, oh, begitu ya… Itupun sambil terkantuk-kantuk memeluk guling. Dan, aku yang telah berjam-jam menunggunya untuk bercerita lantas kehilangan selera untuk melanjutkan cerita.

Begitulah… aku berusaha mengerti dan menerimanya. Tetapi pagi ini, kekesalanku kepadanya benar-benar mencapai puncaknya. Aku izin ke rumah ibu. Kukirim sms singkat kepadanya. Kutunggu. Satu jam kemudian baru kuterima jawabannya. Maaf, aku sedang rapat. Hati-hati. Salam untuk Ibu. Tuh, kan. Lihat. Bahkan ia membutuhkan waktu satu jam untuk membalas smsku. Rapat, presentasi, laporan keuangan, itulah saingan yang merebut perhatian suamiku.

Aku langsung masuk ke bekas kamarku yang sekarang ditempati Riri adikku. Kuhempaskan tubuhku dengan kesal. Aku baru saja akan memejamkan mataku saat samar-samar kudengar Ibu mengetuk pintu. Aku bangkit dengan malas.

”Kenapa Hen? Ada masalah dengan Ridwan?” Ibu membuka percakapan tanpa basa-basi. Aku mengangguk. Ibu memang tidak pernah bisa dibohongi. Ia selalu berhasil menebak dengan jitu.

Walau awalnya tersendat, akhirnya aku bercerita juga kepada Ibu. Mataku berkaca-kaca. Aku menumpahkan kekesalanku kepada Ibu. Ibu tersenyum mendengar ceritaku. Ia mengusap rambutku. ”Hen, mungkin semua ini salah Ibu dan Bapak yang terlalu memanjakan kamu. Sehingga kamu menjadi terganggu dengan sikap suamimu. Cobalah, Hen pikirkan baik-baik. Apa kekurangan Ridwan? Ia suami yang baik. Setia, jujur dan pekerja keras. Ridwan itu tidak pernah kasar sama kamu, rajin ibadah. Ia juga baik dan hormat kepada Ibu dan Bapak. Tidak semua suami seperti dia, Hen. Banyak orang yang dizholimi suaminya. Na’udzubillah!” Kata Ibu.

Aku terdiam. Yah, betul sih apa yang dikatakan Ibu. ”Tapi Bu, dia itu keterlaluan sekali. Masak Ulang tahun perkawinan sendiri tiga kali lupa. Lagi pula, dia itu sama sekali tidak punya waktu buat aku. Aku kan istrinya, bu. Bukan cuma bagian dari perabot rumah tangga yang hanya perlu ditengok sekali-sekali.” Aku masih kesal. Walaupun dalam hati aku membenarkan apa yang diucapkan Ibu.

Ya, selain sifat kurang romantisnya, sebenarnya apa kekurangan Aa’? Hampir tidak ada. Sebenarnya, ia berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakanku dengan caranya sendiri. Ia selalu mendorongku untuk menambah ilmu dan memperluas wawasanku. Ia juga selalu menyemangatiku untuk lebih rajin beribadah dan selalu berbaik sangka kepada orang lain. Soal kesetiaan? Tidak diragukan. Diah satu kantor dengannya. Dan ia selalu bercerita denganku bagaimana Aa’ bersikap terhadap rekan-rekan wanitanya di kantor. Aa’ tidak pernah meladeni ajakan Anita yang tidak juga bosan menggoda dan mengajaknya kencan. Padahal kalau mau, dengan penampilannya yang selalu rapi dan cool seperti itu, tidak sulit buatnya menarik perhatian lawan jenis.

”Hen, kalau kamu merasa uring-uringan seperti itu, sebenarnya bukan Ridwan yang bermasalah. Persoalannya hanya satu, kamu kehilangan rasa syukur…” Ibu berkata tenang.

Aku memandang Ibu. Perkataan Ibu benar-benar menohokku. Ya, Ibu benar. Aku kehilangan rasa syukur. Bukankah baru dua minggu yang lalu aku membujuk Ranti, salah seorang sahabatku yang stres karena suaminya berselingkuh dengan wanita lain dan sangat kasar kepadanya? Bukankah aku yang mengajaknya ke dokter untuk mengobati memar yang ada di beberapa bagian tubuhnya karena dipukuli suaminya?

Pelan-pelan, rasa bersalah timbul dalam hatiku. Kalau memang aku ingin menghabiskan waktu dengannya hari ini, mengapa aku tidak mengatakannya jauh-jauh hari agar ia dapat mengatur jadualnya? Bukankah aku bisa mengingatkannya dengan manis bahwa aku ingin pergi dengannya berdua saja hari ini. Mengapa aku tidak mencoba mengatakan kepadanya, bahwa aku ingin ia bersikap lebih romantis? Bahwa aku merasa tersisih karena kesibukannya? Bahwa aku sebenarnya takut tidak lagi dicintai?

Aku segera pamit kepada Ibu. Aku bergegas pulang untuk membereskan rumah dan menyiapkan makan malam yang romantis di rumah. Aku tidak memberitahunya. Aku ingin membuat kejutan untuknya.

Makan malam sudah siap. Aku menyiapkan masakan kegemaran Aa’ lengkap dengan rangkaian mawar merah di meja makan. Jam tujuh malam, Aa’ belum pulang. Aku menunggu dengan sabar. Jam sembilan malam, aku hanya menerima smsnya. Maaf aku terlambat pulang. Tugasku belum selesai. Makanan di meja sudah dingin. Mataku sudah berat, tetapi aku tetap menunggunya di ruang tamu.

Aku terbangun dengan kaget. Ya Allah, aku tertidur. Kulirik jam dinding, jam 11 malam. Aku bangkit. Seikat mawar merah tergeletak di meja. Di sebelahnya, tergeletak kartu ucapan dan kotak perhiasan mungil. Aa’ tertidur pulas di karpet. Ia belum membuka dasi dan kaos kakinya.

Kuambil kartu ucapan itu dan kubuka. Sebait puisi membuatku tersenyum.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Lewat kata yang tak sempat disampaikan
Awan kepada air yang menjadikannya tiada
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu. *
For vieny, welcome to your husband’s heart.

Codelist Game Harvest Moon : Back to Nature With PsX



#Harvest Moon#SLUS-0010
"Infinite Lumber
80070D38 03E7
"Infinite Watering Can
80071A88 0064
"Infinite Chicken Feed
80070D40 03E7
"Infinite Fodder
80070D3A 03E7
"Infinite Fish Feed
80070D3E 03E7
"Infinite Gold
80071A5C 967F
80071A5E 0098
"Gold Earned
800711FC 967F
800711FE 0098
"Gold Used
80071200 0000
800573E8 0000
"Stamina
80071A12 003C
"0 Dead Animals
80127232 0000
"10 Hearts For Dog
8012724C 000A
"Dog's intelligence
3007A36C 00FF
"10 Hearts For Horse
80127258 000A
"Horse's stamina
3007A45C 00FF
"Popuri Has Red Heart
800786B4 FFFF
"Elli Has Red Heart
80077298 FFFF
"Karen Has Red Heart
800767A0 FFFF
"Ann Has Red Heart
80076EF0 FFFF
"Mary Has Red Heart
80077BBC FFFF
"Tools at 400%
80071A40 FFFF
80071A42 FFFF
80071A44 FFFF
80071A46 FFFF
80071A48 FFFF
"All Item Shipped
800711C4 03E7
800711C6 03E7
800711C8 03E7
800711CA 03E7
800711CC 03E7
800711CE 03E7
800711D0 03E7
800711D2 03E7
800711D4 03E7
800711D6 03E7
800711D8 03E7
800711DA 03E7
800711DC 03E7
800711DE 03E7
800711E0 03E7
800711E2 03E7
800711E4 03E7
800711E6 03E7
800711E8 03E7
800711EA 03E7
800711EC 03E7
"Infinite medals
8007633C FFFF
"Max medals
8007633C 967F
8007633E 0098
"Max power fruit
80075B98 000A
"Jeff's affection
3007ACD2 00FF
"Sasha's affection
3007AEA6 00FF
"Saibara's affection
3007B24E 00FF
"Gray's affection
3007B422 00FF
"Doug's affection
3007B5F6 00FF
"Doctor's affection
3007B99E 00FF
"Pastor Carter's affection
3007BD46 00FF
"Cliff's affection
3007BF1A 00FF
"Basil's affection
3007C0EE 00FF
"Anna's affection
3007C2C2 00FF
"Barley's affection
3007C66A 00FF
"May's affection
3007C83E 00FF
"Mayor Thomas' affection
3007CA12 00FF
"Lilla's affection
3007CBE6 00FF
"Rick's affection
3007CDBA 00FF
"Duke's affection
3007D162 00FF
"Manna's affection
3007D336 00FF
"Ellen's affection
3007D50A 00FF
"Gotz's affection
3007D6DE 00FF
"Kai's affection
3007D8B2 00FF
"Harris' affection
3007DE2E 00FF
"Kano's affection
3007E002 00FF
"Louis' affection
3007E3AA 00FF
"Greg's affection
3007E57E 00FF
"Stu's affection
3007E926 00FF
"Won's affection
3007EAFA 00FF
"Baby's affection
3007ECCE 00FF
"Maximum affection
8007EF2A 010E
8007F022 010E
8007F11A 010E
8007F212 010E
8007F30A 010E
8007F402 010E
8007F4FA 010E
"Max Heart All Chickens\Chicken One
30074302 00FF
"Max Heart All Chickens\Chicken Two
300743B6 00FF
"Max Heart All Chickens\Chicken Three
3007446A 00FF
"Max Heart All Chickens\Chicken Four
3007451E 00FF
"Max Heart All Chickens\Chicken Five
300745D2 00FF
"Max Heart All Chickens\Chicken Six
30074686 00FF
"Max Heart All Chickens\Chicken Seven
3007473A 00FF
"Max Heart All Chickens\Chicken Eight
300747EE 00FF
"Max Heart All Chickens\Chicken Nine
300748A2 00FF
"Max Heart All Chickens\Chicken Ten
30074956 00FF
"Max Heart All Barn Animals (Cows and Sheeps)\Barn Animal One
30074A0A 00FF
"Max Heart All Barn Animals (Cows and Sheeps)\Barn Animal Two
30074AC2 00FF
"Max Heart All Barn Animals (Cows and Sheeps)\Barn Animal Three
30074B7A 00FF
"Max Heart All Barn Animals (Cows and Sheeps)\Barn Animal Four
30074C32 00FF
"Max Heart All Barn Animals (Cows and Sheeps)\Barn Animal Five
30074CEA 00FF
"Max Heart All Barn Animals (Cows and Sheeps)\Barn Animal Six
30074DA2 00FF
"Max Heart All Barn Animals (Cows and Sheeps)\Barn Animal Seven
30074E5A 00FF
"Max Heart All Barn Animals (Cows and Sheeps)\Barn Animal Eight
30074F12 00FF
"Max Heart All Barn Animals (Cows and Sheeps)\Barn Animal Nine
30074FCA 00FF
"Max Heart All Barn Animals (Cows and Sheeps)\Barn Animal Ten
30075082 00FF
"Max Heart All Barn Animals (Cows and Sheeps)\Barn Animal Eleven
3007513A 00FF
"Max Heart All Barn Animals (Cows and Sheeps)\Barn Animal Twelve
300751F2 00FF
"Max Heart All Barn Animals (Cows and Sheeps)\Barn Animal Thirteen
300752AA 00FF
"Max Heart All Barn Animals (Cows and Sheeps)\Barn Animal Fourteen
30075362 00FF
"Max Heart All Barn Animals (Cows and Sheeps)\Barn Animal Fifteen
3007541A 00FF
"Max Heart All Barn Animals (Cows and Sheeps)\Barn Animal Sixteen
300754D2 00FF
"Max Heart All Barn Animals (Cows and Sheeps)\Barn Animal Seventeen
3007558A 00FF
"Max Heart All Barn Animals (Cows and Sheeps)\Barn Animal Eighteen
30075642 00FF
"Max Heart All Barn Animals (Cows and Sheeps)\Barn Animal Nineteen
300756FA 00FF
"Max Heart All Barn Animals (Cows and Sheeps)\Barn Animal Twenty
300757B2 00FF
"Cheat event Renang (langsung menang)
C105E874 0050
800BFE64 0FA0
800BFE66 0000
"hen house (100 %)
30070D0A 0002
"own house (100 %)
30070D06 0002
"barn (100 %)
30070D08 0002
"hot house (100%)
30070D0C 0001
"Males ngasih makan sapi
300712F8 0001
300712F9 0001
300712FA 0001
300712FB 0001
300712FC 0001
300712FD 0001
300712FE 0001
300712FF 0001
30071300 0001
30071301 0001
30071302 0001
30071303 0001
30071304 0001
30071305 0001
30071306 0001
30071307 0001
30071308 0001
30071309 0001
3007130A 0001
3007130B 0001
"Males ngasih makan ayam
3007130E 0001
3007130F 0001
30071310 0001
30071311 0001
30071312 0001
30071313 0001
30071314 0001
30071315 0001
30071316 0001
30071317 0001

Menikah Tidak Harus dengan Cinta


Judul tersebut diatas sebenarnya adalah sebuah ungkapan dari seorang sahabat, yang sudah saya anggap sebagai abang saya sendiri. Dan salah satu dari materi kajian di sebuah majelis ilmu sering membahas tema tersebut yang merupakan materi “wajib” bagi jamaah yang sebagian besar adalah bujangan.

Menikah merupakan sebuah ritual suci yang hampir semua bujangan selalu mengidam idamkannya, terkecuali orang yang sudah berputus asa dan enggan untuk menikah. Namun demikian, ketika seseorang dihadapkan kepada sebuah tahapan agar membuat sebuah keputusan untuk menikah, maka banyak pertanyaan di benaknya mengenai kriteria, pilihan, godaan, hingga tata cara bagaimana prosesi pernikahan itu sendiri.

Salah satu alasan bagi seseorang berazam dan mau menikah adalah cinta. Memang “cinta” adalah sebuah perasaan yang bagi seseorang yang mengalaminya akan membuat dirinya merasa terhibur, senang atau bahagia dan bahkan seperti melambung tinggi serasa di atas awan. Seseorang yang sedang jatuh cinta hatinya akan selalu berbunga-bunga. Seseorang yang sedang jatuh akan berusaha mengungkapkan kata-kata yang indah. Terkadang seseorang yang sedang jatuh cinta akan menjadi orang yang bukan dirinya sendiri. Seseorang yang tidak biasa membuat puisi karena jatuh cinta ia terkadang akan dengan mudahnya menyusun deretan kosa kata menjadi sebuah puisi yang indah.

Banyak sekali kisah, roman, novel hingga legenda yang menceritakan orang-orang yang sedang jatuh cinta. Ada yang berakhir bahagia, tetapi juga ada yang berakhir dengan tragis atau anti klimaks. Dari semuanya itu berisi haru biru perjalanan sebuah kisah cinta.

Kembali ke judul diatas. Sebagian dari kita mungkin sebelum menapaki sebuah jenjang pernikahan, terlebih dahulu dilalui dengan proses jatuh cinta. Sebuah cintalah yang mengantarkannya hingga ke pernikahan. Namun demikian, apakah sebuah pernikahan harus dengan cinta ?.

Setelah wafatnya Sayyidah Khadijah ra, tidak ada satu orang pun yang berani menayakan kepada Rasulullah SAW mengenai pernikahan. Pada akhirnya, Khaulah binti Hakim dengan bimbingan dari Allah SWT memberanikan diri menanyakannya. Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah ra, ia berkata, “Ketika Sayyidah Khadijah ra meninggal dunia, Khaulah binti Hakim bin Auqashra, istri Utsman bin Mazh’un, berkata kepada Rasulullah SAW- dan hal ini terjadi di Mekkah-, “Wahai Rasulullah tidakkah baginda ingin menikah ?” Beliau berkata, ” Dengan siapa ?”. Khaulah binti Hakim berkata, ” Ada dua wanita, yang satu gadis dan yang satunya lagi sudah janda.” Rasulullah SAW berkata, ” Siapa yang masih gadis ?” Khaulah binti Hakim berkata, ” Ia adalah putri dari orang yang paling baginda cintai, Aisyah binti Abu Bakar ra”. Rasulullah SAW berkata, ” Lalu yang janda siapa ?” Khaulah binti Hakim berkata,” Saudah binti Zam’ah ra, ia adalah wanita yang mulia yang beriman kepadamu.” Rasulullah SAW berkata, ” Kalau begitu berangkatlah kamu dan tanyakan kamu kepadanya (Saudah binti Zam’ah) dan tanyakan kepadanya apakah ia bersedia.” (HR. Att Thabarani). Di dalam riwayat lain, kemudian Khaulah binti Hakim berangkat ke rumah Saudah bin Zam’ah dan menanyakan kesediaannya untuk menjadi istri Rasullah SAW. Akhirnya dengan suka cita Saudah menerimanya, pernikahan pun dilangsungkan.

Hadits tersebut diatas hanyalah salah satu contoh, dari sekian banyak proses pernikahan Rasulullah SAW. Dari riwayat tersebut di atas proses menuju pernikahan yang dilakukan Rasullah SAW sangatlah singkat. Dan demikian juga pernikahan beliau dengan istri-istri yang lain. Namun demikian, kecintaan Rasulullah SAW dengan istri-istrinya timbul setelah pernikahan. Pasangan mana yang bisa menandingi keharmonisan dan kebahagiaan dibandingkan dengan Rasulullah SAW dengan istri-istrinya? Rasulullah SAW adalah seorang suami yang sangat romantis, meski istri-istrinya sebagian besar tidak banyak beliau kenal sebelumnya. Beliau tidak segan-segan memeluk, membelai, menyapa dengan sapaan yang menyenangkan, menggendong , memasak, sampai dengan bersenda gurau dengan istri-istrinya.

Perasaan jatuh cinta atau jatuh hati seseorang kepada orang lain sebelum terjadinya pernikahan bagi sebagian orang adalah suatu hal yang bisa dimaklumi. Seorang laki laki yang mencintai wanita, atau sebaliknya adalah sebuah fitrah manusia yang merupakan nikmat di dunia yang telah Allah SWT berikan.

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS.3.14)

Tetapi apakah benar, seorang yang jatuh cinta itu benar-benar akan menunjukkan cintanya ? Atau mungkin hanya nafsu syahwat belaka. Apakah dengan perasaan cintanya, langsung serta merta meng-azamkannya untuk segera menikah ? Pada kenyataannya tidak otomatis demikian. Justeru dengan “perasaan cinta” yang dimiliki, banyak orang yang larut dengan “dunia cinta” nya. Sebagian orang malah membiarkan perasaan cintanya sampai berbulan-bulan dan bahkan sampai bertahun-tahun. Semakin lama seseorang dalam “dunia cinta” nya, maka ia akan semakin hanyut dan terlena.

Berapa banyak orang yang jatuh cinta pada akhirnya mereka pun tenggelam dengan berpacaran. Orang yang sudah tenggelam dengan pacaran, maka ia pun akan semakin larut dengan nafsunya.

Permasalahannya lain yang timbul adalah ketika seseorang sudah jatuh cinta dan sepakat untuk pacaran bukan sepakat untuk menikah, maka perasaan cinta yang sudah larut tersebut akan terbawa terus, bahkan selama hidupnya seseorang akan ingat bagaimana waktu ia jatuh cinta. Sehingga, seandainya ia menikah dengan orang lain, maka kehidupannya sedikit banyak akan dipengaruhi memori pada saat dia jatuh cinta dengan orang lain tersebut. Ini belum apabila dia “patah hati” atau “putus cinta”. Sudah banyak orang yang gila gara-gara masalah ini. Sudah banyak orang yang nekad bunuh diri karenanya. Dan sudah banyak orang yang tidak mau menikah sampai seumur hidupnya gara-gara masalah ini. Inilah yang perlu diwaspadai.

Hati kita cuma satu, maka berhati-hatilah kalau kita jatuh hati. Maka kenalilah cinta sebelum kita jatuh cinta, tetapi menikah tidak harus dengan cinta. Wallahu a’lam bishowab.

Kenapa Ngga Pacaran??

Dulu waktu masih kecil, saya mikir apa dalam hidup ini harus pacaran ya? Atau kalau mau nikah itu harus pacaran dulu ya? Soalnya orang-orang, baik yang tetangga atau yang di televisi, banyak yang begitu. Mereka pacaran dulu yang lama, kalau belum cocok mereka cari pacar lagi. Kalau sudah cocok, pacarnya enggak langsung diajak nikah, tapi tunangan dulu. Ah, ribet amat!

Lalu saya jadi kepikiran, kalau harus pacaran, kira-kira kapan ya saya pacaran? Caranya gimana biar punya pacar? Terus kalau sudah punya pacar ngapain saja? Huh, semua itu bikin otak saya yang masih polos mendadak cenat-cenut jadinya.
Apalagi kalau lihat orang pacaran, rasanya bikin tambah depresi dan enggak percaya diri. Bagaimana enggak, kalau mau punya pacar itu harus cakep dan keren. Lah, muka saya kan pas-pasan. Ganteng enggak, jelek-jelek amat juga kagak. Baju juga seadanya doang. Enggak bisa dibilang keren. Itu pakaian juga cuma buat main sama teman di lingkungan rumah. Karena itulah saya suka seragam sekolah, karena enggak perlu pusing mikirin pakaian.

Saya yang masih lugu itu juga sempat berpikir kalau pacaran harus punya uang banyak. Kenapa? Karena harus punya handphone, terus beli pulsa terus untuk nanyain kabar pacar lagi apa di mana. Sudah begitu, harus antar jemput pacar dari rumah ke sekolah. Wah, enggak sanggup deh! Handphone saja enggak ada (baru dibeliin pas kelas satu SMA). Itu juga irit banget soal pulsa. Makanya, kalau enggak terpaksa banget, pasti saya enggak akan bales-bales SMS. Terus saya paling anti yang namanya nelpon. Enggak cukup tega lihat jeda pulsa yang langsung raib karena nelpon yang cuma beberapa menit doang. Terus gimana mau antar jemput pacar, kendaraan saja enggak punya. Pulang pergi dari rumah ke sekolah saja sudah ngabisin sekian jam. Belum lagi kalau macet. Mau jam berapa sampai rumah kalau harus anter jemput pacar? Belum lagi ngitung ongkosnya! Alamak, bisa pingsan saya. Belum lagi kalau ingat pacaran itu ada kewajiban traktir pacar. Saya selalu mikir begini, kalau semangkuk mie ayam itu Rp 5000,- dan saya harus mengeluarkan Rp 10.000,- untuk beli dua mangkuk, yang sejatinya saya hanya makan satu mangkuk, jelas logika saya tidak bisa menerima. Kenapa tidak dua mangkuk saya makan saja sekaligus? Kenapa harus dikasih pacar? Hey, itu kan duit saya!

Terus kalau pacaran itu harus setia kan ya? Nah, saya yang saat itu masih suka ngabisin duit Rp 2000,- buat main PS one satu jam di rumah Pak Bagio enggak setuju dengan aturan ini. Saya sadar, saya itu masih suka tengok kanan tengok kiri. Maksudnya masih ingin bebas mainnya. Masa iya kalau mau apa-apa itu harus lapor pacar. Ke lapangan sebelah buat main sepeda bilang-bilang pacar. Mau makan cakwe atau somay harus ajak pacar. Aduh, ribet!

Sempat juga saya prediksi, bahwa kalau pacaran itu pasti ada obrolan-obrolan, yang sebetulnya saya kurang paham apa yang diobrolkan. Tapi saya sadar, saya orangnya kaku, pendiam, dan enggak banyak tingkah. Pokoknya pribadi yang kalau ada orang ngajak ngobrol syukur, kalau enggak ya sudah. Saya memang enggak cerdas buat bikin permulaan dalam pembicaraan. Dipancing-pancing juga pasti buntu pikiran. Bagaimana mau ngobrol, bahannya saja seret. Mungkin gara-gara jarang baca buku kali ya. Buktinya di kelas saya juga enggak pinter-pinter amat. Pikirannya cuma main dan main. Oia, saya juga lihat di televisi, orang-orang pacaran itu ada rayuan-rayuannya. Nah, ngobrol saja sulit, apalagi jadi orang yang sok romantis. Beuh, rasanya saya makin yakin kalau saya itu memang enggak bakat pacaran.

Yah, begitulah. Pas masih kecil saya memang sensitif tentang masalah duit. Maklum, saya terlahir di keluarga yang cukup sederhana. Masalah duit, tentu menjadi hal yang sakral untuk diusik. Rasanya enggak ikhlas kalau duit cepet habis untuk beli makanan, apalagi beliin buat orang lain. Orang tua juga paling-paling marah kalau saya keseringan minta duit yang enggak jelas larinya kemana, padahal habis buat pacaran. Tapi sebaliknya, saya enggak pernah pelit kalau disuruh beli mainan kaya robot-robotan, atau main dingdong dan PS one. Hm, kenapa ya? Yasudahlah, namanya juga anak kecil.

Mungkin karena sifat saya yang kebanyakan mikir dan mempertimbangkan untung-rugi itulah yang membuat saya akhirnya (sampai sekarang) belum pernah pacaran.

Tapi itu dulu. Saat masa-masanya lebih banyak bermain daripada belajar. Saat masih lucu-lucunya. Belum paham betul tentang masalah perasaan suka, sayang, atau cinta. Saat di mana emosi masih labil dan suka egois terhadap banyak hal. Juga saat hasrat terhadap lawan jenis masih belum terlalu tajam. Paling-paling hanya bisa membedakan mana anak yang cakep, mana yang enggak.

Kemudian, seiring berjalannya waktu, saya pun berubah. Jakun sudah timbul. Bulu-bulu juga sudah muncul. Saya ibarat besi yang ditarik-tarik oleh medan magnet dari lawan jenis, sehingga kadang kalau papasan dengan lawan jenis yang cakep, ada aliran listrik mengalir dalam darah saya. Saya sadar, saya sudah SMP, bukan anak kecil lagi. Hasrat itu pun sudah mulai ada. Tapi, masih enggak berani buat ambil keputusan pacaran. Kenapa? You know-lah… Ideologi ‘hemat’ itu masih kuat melekat. Maka benarlah kata orang, “Tidak ada yang gratis di Jakarta!” Mau pacaran saja harus punya duit. Oh, Tuhan… kasihanilah saya. Sampai kemudian saya bertekad cari duit yang banyak biar kaya raya, baru deh cari pacar.

Tapi belum maksud itu terwujud, keyakinan saya mulai goyah. Maksudnya, ‘hemat’ bukan lagi menjadi satu-satunya ideologi yang bercokol di kepala saya. Ada ideologi baru yang merasuk ke dalam relung pemikiran saya. Tidak hanya berputar di kepala, tetapi juga merembes ke hati. Ideologi baru ini dimulai saat saya mengenal Rohis. Sebuah ekskul penuh misteri yang akhirnya menyihir saya untuk bergabung dan aktif di sana selama SMA. Ideologi ini bukan lagi soal untung rugi, tetapi soal orientasi dalam memandang cinta sejati, yang hanya pantas diberikan kepada Illahi Robbi.

Alhasil, muncullah beberapa butir pemikiran baru yang menjadi alasan kenapa saya belum juga pacaran:

1. Pacaran itu bukan budaya Islam

Di Islam adanya langsung nikah setelah melalui tahapan pengenalan (ta’aruf) secara syar’i. Pacaran tidak dilarang, asal sudah muhrim. Karena kalau tidak, akan mengarahkan pada perbuatan zina. Islam juga tidak menjadikan faktor dunia, seperti harta, sebagai landasan utama untuk menikah. Yang diutamakan adalah keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Wah, jelas ini lebih ‘hemat’ kan!

2. Pacaran itu bikin hati enggak bersih

Jika hati itu ibarat papan kayu, maka pasangan hidup adalah pakunya. Sementara lubang yang tertinggal di papan saat paku dicabut adalah kenangan. Meski paku tak lagi bersarang, namun tubuh papan sudah banyak bolongnya. Hati yang sudah sering dipakai untuk pacaran, tentu sudah banyak bolongnya, terisi kenangan-kenangan sama pacar. Jadinya kalau sudah menikah, rasa gregetnya sudah banyak yang hilang. Kasihan kan istri atau suami kita kalau kita kasih hati yang statusnya ‘sisa’. Lagipula memang kita mau kalau dikasih hati yang ‘sisa’ sama istri atau suami kita nantinya? Ingatlah, wanita yang baik untuk lelaki yang baik, dan wanita yang tidak baik untuk lelaki yang tidak baik.

3. Pacaran itu boros uang

Uang yang seharusnya bisa dihemat mendadak sering habis karena dipakai buat antar jemput pacar, traktir makan pacar, nelpon dan SMS pacar, bayar SPP pacar (masa iya?), dan lain-lain yang berkaitan dengan pacar. Mending kalau uangnya cari sendiri, nah kalau masih minta orang tua? Gengsi dong…

4. Pacaran itu boros pikiran

Masa muda itu harusnya dipakai untuk belajar, belajar, dan belajar. Jadi hati dan pikiran kudu bersih tuh. Nah, kalau sudah penuh dengan bayangan pacar, bagaimana mau belajar dan mengukir prestasi? Daripada mikirin pacar, mending mikirin deh tuh rumus matematika. Lagian, belum tentu juga pacar mikirin kita sebagaimana kita mikirin dia.

5. Pacaran itu boros waktu

Sehari ada 24 jam. Itu juga dibagi-bagi untuk tidur delapan jam, belajar di sekolah kurang lebih delapan jam, lalu sisanya untuk antar jemput pacar, nelpon pacar, kasih makan pacar, dan apa-apa sama pacar. Ah, enggak bebas jadinya. Mending waktunya dipakai untuk hal lain yang lebih jelas manfaatnya.

6. Pacaran itu boros tenaga

Sudah capek pikiran, tentu tenaga terkuras saat pacaran. Ya itu tadi. Antar jemput pacar, nelpon dan SMS pacar, kasih makan pacar, jalan-jalan sama pacar, mijetin pacar. Aduh, capek deh… mending tenaganya buat olah raga atau bantu-bantu orang yang lebih membutuhkan. Sudah sehat, dapat pahala pula.

Nah, sejak saat itulah, saya berniat meski sudah kaya raya nantinya (aamiin), saya tidak mau menempuh jalan pacaran. Lewat jalan pintas saja, yakni langsung nikah! Toh, pacaran itu kan untuk masa penjajakan atau kenalan. Kenapa juga harus buang-buang banyak uang, waktu, tenaga, dan pikiran untuk berlama-lama kenalan? Bisa rugi bandar saya.

Biarlah indahnya masa pacaran itu saya rasakan setelah menikah nanti. Dalam balutan ridho Illahi dan dengan kesegaran hati yang belum pernah terbagi, khusus untuk wanita muhrim yang telah resmi menjadi istri pujaan hati.

Enggak mudah memang tidak pacaran di tengah zaman millennium seperti ini. Tapi yakin deh, semua akan indah pada waktunya. Dan saya merasa dada saya sudah makin tipis karena sering dielus-elus sambil bilang, “Sabar… Sabar…” Semoga kalian pun demikian. ^_^


“(Mereka berdoa): Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” [QS. Ali Imron (3): 8]